Jurnal Islam Indonesia
https://jurnalislamindonesia.isif.ac.id/index.php/Jurnal-Islam-Indonesia
Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebonen-USJurnal Islam Indonesia2089-4104Gagasan Tafsir Feminis
https://jurnalislamindonesia.isif.ac.id/index.php/Jurnal-Islam-Indonesia/article/view/11
<p style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; color: #000000; font-style: normal; font-variant: normal;"><strong>Abstrak</strong> </span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; color: #000000; font-style: normal; font-variant: normal;">Perebutan tafsir adil gender kian marak. Pro dan kontra tidak bisa dielakkan. Apakah Islam akan terus memproduksi tafsir-tafsir yang menindas, merupakan pertanyaan dari pihak yang pro feminisme. Karena Islam menurut kelompok yang pro tidak mungkin meamini tafsir sekaligus tindakan yang diskriminatif. Sementara di pihak yang kontra, menuntut umat Islam tunduk patuh pada apa yang dituturkan dalam al Qur‟an dan Hadits. Pihak femenis pun dalam beberapa aspek menawarkan ayat-ayat untuk menggugat gaya tafsir pihak yang kontra adil gender. Namun antara yang pro dan kontra tetap saling bertolak pinggang. Oleh karena itu, perlu adanya jalan tengah yang diharapkan mampu menyatukan arah keadilan dalam islam khusunya dalam konteks feminisme. Karena bersiteru memakai ayat per-ayat bukanlah hal sepele. Jalan tengah yang dimaksud merupakan metodologi tafsir feminis. Yakni teknik penafsiran yang mencoba menyuguhkan ayat tidak potongperpotog namun keutuhan suatu ayat penting digelar dan pada gilirannya secara beramai-ramai dipahami bersama. Tentu saja metodologi kajian tafsir ini tidak luput dari aspek kontekstualisasi makna ayat guna menjemput hakekatnya yang mendalam bukan memotret budaya arab sekalipun tersurat dalam berbagai ayat al Qur‟an.<br style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-align: -webkit-auto; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px;"></span></p>Husein Muhammad
Copyright (c) 2020 Jurnal Islam Indonesia
2017-02-092017-02-09602119Mafhum Mubadalah: Ikhtiar Memahami Qur’an dan Hadits untuk meneguhkan Keadilan Resiprokal Islam dalam Isu-isu Gender
https://jurnalislamindonesia.isif.ac.id/index.php/Jurnal-Islam-Indonesia/article/view/28
<p style="text-align: center;"><strong>Abstrak</strong></p> <p style="text-align: justify;">Bahasa Arab adalah <em>gendered languaged</em>, atau bahasa yang membedakan laki-laki dan perempuan di semua jenis kata, baik kata benda, kata kerja, maupun kata ganti. Al-Qur’an dan Hadits, sebagai teks yang menggunakan medium Bahasa Arab, tidak terlepas dari karakteristik ini yang sedikit banyak ikut menyumbang tafsir yang tidak adil gender. <em>Mafhūm mubādalah</em>, yang berbarti perspektif resiprokal, melengkapi pendekatan yang selama ini sudah ada, yaitu <em>tanshīsh</em> (menyebut jenis kelamin tertentu) dan <em>taghlīb</em> (memasukkan perempuan pada kata/kalimat bentuk laki-laki). Sebagai perspektif, ia meniscayakan relasi ketersalingan antara laki-laki dan perempuan. Sebagai metode baca teks, ia meniscayakan bahwa baik teks dalam bentuk laki-laki atau dalam bentuk perempuan, adalah tetap untuk keduanya, selama nilai yang dikandungnya bersifat universal dan lintas gender.</p>Faqihuddin Abdul Kodir
Copyright (c) 2020 Jurnal Islam Indonesia
2017-02-092017-02-09602Razia Busana Muslim, Syariat Panopticon, dan Remaja Perempuan Langsa, Aceh
https://jurnalislamindonesia.isif.ac.id/index.php/Jurnal-Islam-Indonesia/article/view/30
<p style="text-align: center;"><strong>Abstarks</strong></p> <p style="text-align: justify;">Moral menjadi persoalan besar di Negeri ini. Dan karenanya perlu ada pengawasan dan aturan-aturan yang mengikat demi terciptanya moral yang diinginkan. Aceh, khususnya Langsa, merupakan kota dimana moral ditegakkan dengan aturan-aturan yang berlandaskan sendi-sendi Islam. Keberislaman seseorang terus dipantau melalui gerak gerik kehidupannya mulai dari busana hingga kewajiban-kewajiban keagamaan lainnya. Kajian ini menitik beratkan pada pengalaman hidup perempuan yang dianggap melanggar norma sosial dan aturan disana. Melalui kacamata Michel Foucault antara regulasi yang terbentuk dan praktik dan pengalaman hidup objek hukum bisa dilihat, khususnya soal relasi kuasa dan penguasaan tubuh. Kajian ini menyimpulkan bahwa pendisiplinan tubuh perempuan tidak memberikan efek apapun. Kecuali itu, resistensi dari berbagai pihak terus menganga tanpa ada titik temu. Pergulatan antara mendominasi dan didominasi tidak berjalan efektif sekalipun digertak dengan kekuasaan</p>Yogi Febriandi
Copyright (c) 2020 Jurnal Islam Indonesia
2017-02-012017-02-01602POLA RESISTENSI PEREMPUAN TERHADAP DOMINASI SUAMI (Studi Kasus Gugat Cerai Perempuan PNS Di Kabupaten Banyuwangi)
https://jurnalislamindonesia.isif.ac.id/index.php/Jurnal-Islam-Indonesia/article/view/29
<p style="text-align: center;"><strong>Abstrak</strong></p> <p style="text-align: justify;">Penelitiaan ini membahas bagaimana pola resistensi perempuan terhadap dominasi suami. Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Banyuwangi, karena tingginya tingkat perceraian. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam (<em>indept interview</em>). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan<em> interaktif model</em>, yang terdiri dari tiga komponen yaitu: pengumpulan data (<em>data collection</em>), reduksi data <em>(data reduction)</em>, penyajian data <em>(data display)</em>, kesimpulan dan verifikasi data <em>(conclution drawing and verifying)</em>. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pola Resistensi perempuan terhadap dominasi suami jika dilihat dari segi bentuk dominasi suami yang menjadi penyebab istri/perempuan melakukan resistensi yang ditemukan dilapangan adalah <em>Pengambilan Keputusan</em>.</p>Lely Ana Ferawati Ekaningsih
Copyright (c) 2020 Jurnal Islam Indonesia
2017-02-012017-02-01602